Minggu, 15 April 2012

PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH (Genoderma philippii Bres.) PADA TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis Muell. Arg.)


PENDAHULUAN

Latar Belakang

          Sejak berabad-abad yang lalu, karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional oleh penduduk asli di daerah asalnya yaitu Brazil, Amerika Serikat. Akan tetapi meskipun telah diketahui penggunaannya oleh Columbus dalam pelayarannya ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-15 dan bahkan oleh penjelajah-penjelajah berikutnya pada awal abad ke-16, sampai saat itu karet masih belum menarik perhatian orang-orang Eropa.
            Karet adalah tanaman perkebunan atau industri tahunan berupa pohon batang lurus, yang pertama kali ditemukan diBrazil dan mulai dibudidayakan tahun 1601. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura karet coba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama diIndonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand.
            Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Agr.) adalah anggota famili Euphorbiaceae berbentuk pohon, tinggi 10-20 cm, bercabang dan mengandung banyak getah susu. Kegunaan karet sebagai tanaman perkebunan sudah tidak asing lagi, karena banyak sekali benda dan peralatan disekitar kita yang bahan bakunya dari karet. Mulai dari peralatan rumah tangga sampai industri-industri besar banyak yang menggunakan bahan baku karet. Sepatu dan sandal merupakan bagian kecil dari peralatan rumah tangga yang menggunakan karet dalam industri kapal terbang pun bahan baku karet banyak digunakan.
            Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik lingkup tradisional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka, karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar, bahkan Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan melibas negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di Daratan Amerika Selatan.
            Karet alam memiliki beberapa sifat fifik yang disukai oleh perusahaan dan antara lain kelekatan (tack), yang sangat baik, kalor timbul (heat build up), yang rendah, kelenturan (resilience), yang sangat baik dan kekuatan regang (tensile strength), yang tinggi. Sifat tersebut sangat cocok untuk ban radial, tetapi ada satu hal yang merupakan kelemahan karena sebagai bahan baku pembuatan ban yaitu ketidakseragaman (non uni formity).
            Istilah penyebab penyakit sering kali dipakai secara kurang tepat. Kalau sudah jaasad renik atau mikroba mengambil bagian pada suatu penyakit tumbuhan, maka pada umumnya dikatakan bahwa jasad inilah penyebab penyakitnya. Pada hal harus diingat bahwa keadaan luar telah lebih dulu pengadakan perdisposisi atau melemahkan tumbuhan, sehingga jasad dapat masuk.
            Jamur adalah organisme kecil  umumnya mikroskopik, eukariot, berupa filamen (benang), bercabang, menghasilkan spora, tidak mempunyai klorofil, dan mempunyai dinding sel yang mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Sebagian besar dari 100.000 spesies jamur yang telah diketahuisangat saprfit, hidup pada bahan organik mati, yaitu membantu pelapukan.

Tujuan Penulisan

            Adapun  tujuan  dari  penulisan  ini  adalah  untuk  mengetahui  Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippii) Pada Tanaman Karet  (Hevea brasiliensis Muell. Agr.)

Kegunaan Penulisan

-       Sebagai salah satu syarat untuk dapat membuat Paper di Laboratorium Kelapa Sawit dan Karet Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
-       Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkannya.


TINJAUAN PUSTAKA


Botani Tanaman

Di dalam dunia tumbuhan tanaman karet tersusun dalam sistematika sebagai berikut :
            Divisio       :    Spermatophyta
            Subdivisio  :    Angiospermae
            Class         :     Dicotyledonae
            Ordo          :     Euphorbiales
            Famili         :    Euphorbiaceae
            Genus        :    Hevea
            Spesies      :    Hevea brasiliensis  Muell. Agr.
            Daun berselang-seling, mempunyai tangkai daun yang panjang dan mempunyai 3 anak daun yang licin mengkilat, petiolas tipis berwarna hijau dan mempunyai panjang 3,5-30 cm. Helaian anak daun bertangkai pendek yang berbentuk lonjong-oblong atau oblong-obovate. Pangkal daun sempit dan tegang, mempunyai ujung yang runcing,, sisi atas daun berwarna hijau tua dan sisi bawahnya berwarna agak cerah, yang mempunyai panjang 5-35 cm dan lebarnya 2,5-12,5 cm.
            Bunga inflorisensi berada di ketiak daun lateral, bertangkai dan berbunga banyak dan matangnaya singkat. Bunganya berkelamin satu. Kecil, berwarna kuning muda. Tanaman karet adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapat bunga betina dan terdapat pula bunga jantan. Penyerbukannya dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri dan juga dapat dilakukan dengan penyerbukan silang.
            Buah beruang tiga, jarang yang beruang 4 hingga 6, diameter buah 3-5 cm dan terpisah 3,4 atau 6 cocci berkatup dua, perikarp berbatok, endokarp kayu, biji besar, bulat bersegi empat, tertekan pada satu atau dua sisinya, berkilat, berwarna coklat muda, dengan noda-noda coklat tua, panjang 2-3,5 cm dan lebar 1,5-3 cm, dan tebalnya 1,5-2,5 cm.     
            Biji karet  terdapat dalam setiap buah, jadi jumlah biji biasanya tiga tetapi kadang – kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit yang keras, warnanya cokelat kehitaman dengan bercak – bercak berpola yang khas. Biji ini sering menjadi mainan bagi anak – anak, sebernanya biji ini berbahaya karena didalamnya mengandung racun.

Syarat Tumbuh

Iklim
            Tanamn karet tumbuh baik di datara rendah. Yang ideal adalah pada tinggi 0-200 m dpl. Pada ketinggian lebih dari 200 m dpl, laju pertumbuhan lilit batang lebih lambat, sehingga lebih lambat dapat di sadap 3-6 bulan setiap naik 200 m. Tanamn karet tumbuh didaerah tropis pada zona antara 150 LS dan 150 LU.
            Penyebaran perkebunan karet di Indonesia terbanyak adalah hingga ketinggian 400 m dplPada ketinggian 400-600 m, masih mungkin mengusahakan tanaman karet, lebih dari 600 m tidak dianjurkan untuk membuat perkebunan karet. Pada ketinggian sekitar 400 m ini dapat dimaklumi, karena didataran rendah sudah digarap menjadi tanah persawahan sebelum tanaman karet masuk ke Indonesia.

 Tanah
            Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik pada tanah-tanah vulkanis muda ataupun vulkanis tua, aluvial dan bahkan tanah gambut. Tanah-tanah vulkanis umumnya memilki sifat-sifat fisika yang cukup baik, terutama dari segi struktur, tekstur, solum. Kedalaman air tanah, aerasi dan drainasinya. Akan tetapi sifat-sifat kimianya umumnya sudah kurang baik, karena kandungan haranya relatif rendah.
            Tanah yang derajat keasamannya sudah mendekati normal cocok untuk ditanam karet. Derajat keasaman yang paling cocok adalah 5-6 batas toleransi, ph tanah bagi tanaman karet adalah 4-8 tanah yang agak masih lebih baik daripada tanah yang basa, ph dibawah 3 atau diatas 8 menyebabakan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
            Tanah-tanah aluvial umunya cukup subur untuk pertumbuhan tanaman karet tetapi sifat fisisnya terutama drainasenya dan aerasenya kurang baik. Pembuatan saluran- saluran drainase akan menolong memperbaiki keadaan tanah ini. Reaksi tanah yang umum di tanami pada pertanaman karet dengan ph antara 3,0 – 8,0. ph  tanah dibawah 3,0 atau diatas 8,0 menyebabkan tanaman terhambat.
 



PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH PADATANAMAN KARET



Penyakit Jamur Akar Merah

Klasifikasi jamur Akar Merah adalah sebagai berikut :
            Kingdom         :  Fungi
            Phylum            :  Basidiomycota
            Class                :  Basidiomycetes
            Subcalss          :  Agaricomycetidae
            Ordo                :  Polyporales
            Family             :  Ganodermataceae
            Genus              :  Ganodrma
            Spesies            :  Ganoderma philippii
Penyakit akar merah (Ganoderma philippii) mempunyai arti yang cukup penting juga dalam budidaya tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Agr.), bahkan didaerah-daerah tertentu, misalnya Jawa Barat penyakit ini mempunyai arti yang lebih penting dari pada penyakit akar putih (Rigidiporus lignosusu). Disini penyakit akar merah dapat membentuk rumpang-rumpang yang luas. Dikebun-kebun karet di Srilanka terdapat jamur akar merah yang lain yaitu    Poria hypobrunnea Petch. Rupa-rupanya Ganoderma  pseudoforreum tidak dikenal di Srilanka juga adanya Ganoderma pseudoforreum yang menjadi penyakit akar yang paling penting pada pertanaman teh di Indonesia.
            Di Malaysia penyakit akar merah (Ganoderma  philippii) merupakan penyakit penting bagi dudidaya tanaman karet maupun teh. Lebih kurang 20 % dari tanaman karet yang mati karena penyakit akar yang disebabakan oleh penyakit ini. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang penting diPerkebunan karet di di Zaire. Penyakit ini juga dikenal di Thialand, Indocina, India, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur dan Amerika Selatan. Selain belum ditemukan di Srilanka seperti yang telah di uarikan diatas penyakit jamur akar merah (Ganoderma philippii) pada tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Agr) juga belum terdapat di Negara Papua Nugini.
            Kerugian hasil yang ditimbulkan dari penyakit akar merah (Ganoderma philippii) ini sebesar 20%, sehingga penyakit ini merupakan penyakit yang penting diperkebunan karet. Penyakit ini dapat membentuk rumpang-rumpang yang luas, biasanya penyakit ini menyerang pada tanaman karet yang sudah dewasa atua tanaman karet yang sudah tua. Penyakit ini berkembang sangat lama, sehingga gejala ini baru dapat terlihat setelah bertahun-tahun kemudian, atau setelah tanaman karet berumur 5 tahun, sehingga salah satu upaya pengendaliannya dengan caras emua tanggul dan  sisa-sisa akar tanaman harus dibersihkan dengan teliti dan dibakar agar jamur ini tidak meluas kebagiann tanaman yang lain.

Gejala Serangan
Akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna merah akan kelihatan jelas bila akar dicuci. Tepi miselium yang sedang tumbuh biasanya berwarna putih krem, warna merah yang khas hanya terjadi jika miselium menjadi tua. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua dan warna ini tetap meskipun dealam keadaan kering. Perlukaan dalam dari selaput miselium berwarna putih kotor.
            Cendawan ini menular melalui kontak antar akar. Benang-benang cendawan agak pendek membentuk jaringan miselia yang dapat menutupi permukaan akar. Pada tingkat permulaan, benang-benag ini berwarna putih bila kering dan menjadi tua bila basah. Berbeda dengan cendawan akar putih, cendawan ini tidak membentuk rhizomorf.
Gejala serangan dari penyakit akar merah (Ganodera philippii) ialah akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna itu semakin jelas terlihat bila akar dicuci. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua dan warnanya tetap meskipun dalam keadaan kering, Hal ini sesuai dengan literatur Semangun (1989), yang menyatakan bahwa penyakit akar merah (Ganodera  philippii) mengakibatka akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna itu semakin jelas terlihat bila akar dicuci. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua dan warnanya tetap meskipun dalam keadaan kering. Perlukaan dalam dari selaput miselium berwarna kotor.

Pengendalian

1.      Pada waktu melakukan pembukaan tanah atau peremajaan, semua tunggul dan sisa-sisa akar harus dibersihkan dengan teliti dan dibakar, terutama kalau ada tanda-tanda bahwa didaerah itu terdapat banyak serangan  jamur akar merah.
2.      Pohon-pohon yang sakit atau mati dibongkar dan diusahakan agar sumber infeksi dapat ditemukan untuk dibinasakan.
3.      Untuk mencegah meluasnya penyakit dibuat selokan isolasi atau pembukaan leher akar, seperti yang sudah diuraikan dalam pengendaliaan akar putih.
4.      Untuk mengobati pohon sakit yang masih dapat ditolong dan untuk melindungi pohon-pohon disekitarnya dapat dipakai Ganocide (drazoxolon), atau calixin CP (collar protectant), (tridemorf) untuk melumas leher akar dan pangkal akar tunggang dan akar samping.
5.      Karena penyakit dibantu oleh tanah yang basah dan sukar meneruskan air, maka dikebun-kebun yang basah perlu diadakan drainase yang sebaik-baiknya.
Teknik pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan penyakit akar merah adalah pada waktu melakukan pembukaan tanah, maka sisa–sisa akar tanaman harus dibersihkan dengan teliti dan dibakar, pohon yang sakit dan mati dibongkar, dibuat selokan isolasi atau pembukaan leher akar, kebun yang basah perlu diadakan drainase, dan pemberian fungisida, hal ini sesuai dengan literatur Semangun (1989), yang menyatakan bahwa penyakit akar merah dapat dikendalikan dengan melakukan pembukaan tanah dan sisa-sisa akar tanaman harus dibersihkan dan dibakar, pohon yang sakit dan mati dibongkar, dibuat selokan isolasi, kebun yang basah perlu diadakan drainase dan pemberian fungisida.


KESIMPULAN

Kesimpulan

1.      Penyakit Akar Merah pada tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Agr.) disebabkan oleh jamur Ganoderma philippii.
2.      Gejala serangan dari Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippii) pada tanaman karet adalah akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna yang khas hanya terjadi bila miselium menjadi tua.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi dari Penyakit Akar Merah     (Ganoderma philippii) adalah dengan menghindari hutan yang kotor dengan cara membersihkan tunggul dan akar-akar pada waktu pembukaan hutan atau pembongkaran kebun karet tua.
4.      Pengendalian Jamur Akat Merah (Ganoderma philippii) pada tanaman karet (Hevea brasiliensisi Muell.Agr.) yaitu mencegah meluasnya penyakit dibuat selokan isolasi atau pembukaan leher akar.
5.      Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippii) menular melalui kontak antara akar yang sakit dengan akar yang sehat, jamur akar merah dapat membentuk rhizomorf, tetapi tidak dapat menjalar di tanah.