PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak berabad-abad yang lalu, karet
telah dikenal dan digunakan secara tradisional oleh penduduk asli di daerah
asalnya yaitu Brazil,
Amerika Serikat. Akan tetapi meskipun telah diketahui penggunaannya oleh
Columbus dalam pelayarannya ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-15 dan bahkan
oleh penjelajah-penjelajah berikutnya pada awal abad ke-16, sampai saat itu
karet masih belum menarik perhatian orang-orang Eropa.
Karet adalah
tanaman perkebunan atau industri tahunan berupa pohon batang lurus, yang
pertama kali ditemukan diBrazil dan mulai dibudidayakan tahun 1601. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura karet coba
dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama diIndonesia ditanam di
Kebun Raya Bogor.
Indonesia pernah menguasai
produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia
didesak oleh dua negara tetangga Malaysia
dan Thailand.
Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Agr.) adalah anggota famili Euphorbiaceae berbentuk pohon,
tinggi 10-20 cm, bercabang dan mengandung banyak getah susu. Kegunaan karet
sebagai tanaman perkebunan sudah tidak asing lagi, karena banyak sekali benda
dan peralatan disekitar kita yang bahan bakunya dari karet. Mulai dari
peralatan rumah tangga sampai industri-industri besar banyak yang menggunakan
bahan baku
karet. Sepatu dan sandal merupakan bagian kecil dari peralatan rumah tangga
yang menggunakan karet dalam industri kapal terbang pun bahan baku karet banyak
digunakan.
Karet alam
merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik lingkup tradisional
dan teristimewa bagi Indonesia.
Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka,
karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari
karet cukup besar, bahkan Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia
dengan melibas negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di
Daratan Amerika Selatan.
Karet alam memiliki
beberapa sifat fifik yang disukai oleh perusahaan dan antara lain kelekatan
(tack), yang sangat baik, kalor timbul (heat build up), yang rendah, kelenturan
(resilience), yang sangat baik dan kekuatan regang (tensile strength), yang
tinggi. Sifat tersebut sangat cocok untuk ban radial, tetapi ada satu hal yang
merupakan kelemahan karena sebagai bahan baku pembuatan ban yaitu
ketidakseragaman (non uni formity).
Istilah penyebab
penyakit sering kali dipakai secara kurang tepat. Kalau sudah jaasad renik atau
mikroba mengambil bagian pada suatu penyakit tumbuhan, maka pada umumnya
dikatakan bahwa jasad inilah penyebab penyakitnya. Pada hal harus diingat bahwa
keadaan luar telah lebih dulu pengadakan perdisposisi atau melemahkan tumbuhan,
sehingga jasad dapat masuk.
Jamur adalah
organisme kecil umumnya mikroskopik,
eukariot, berupa filamen (benang), bercabang, menghasilkan spora, tidak
mempunyai klorofil, dan mempunyai dinding sel yang mengandung kitin, selulosa
atau keduanya. Sebagian besar dari 100.000 spesies jamur yang telah
diketahuisangat saprfit, hidup pada bahan organik mati, yaitu membantu
pelapukan.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan ini
adalah untuk mengetahui
Penyakit Akar Merah (Ganoderma
philippii) Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Agr.)
Kegunaan Penulisan
-
Sebagai salah satu syarat untuk
dapat membuat Paper di Laboratorium Kelapa Sawit dan Karet Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
Sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Di dalam dunia tumbuhan tanaman karet tersusun dalam sistematika
sebagai berikut :
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Class :
Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Hevea
Spesies :
Hevea brasiliensis Muell. Agr.
Daun berselang-seling,
mempunyai tangkai daun yang panjang dan mempunyai 3 anak daun yang licin
mengkilat, petiolas tipis berwarna hijau dan mempunyai panjang 3,5-30 cm.
Helaian anak daun bertangkai pendek yang berbentuk lonjong-oblong atau
oblong-obovate. Pangkal daun sempit dan tegang, mempunyai ujung yang runcing,,
sisi atas daun berwarna hijau tua dan sisi bawahnya berwarna agak cerah, yang
mempunyai panjang 5-35 cm dan lebarnya 2,5-12,5 cm.
Bunga inflorisensi
berada di ketiak daun lateral, bertangkai dan berbunga banyak dan matangnaya
singkat. Bunganya berkelamin satu. Kecil, berwarna kuning muda. Tanaman karet
adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk
bunga majemuk terdapat bunga betina dan terdapat pula bunga jantan.
Penyerbukannya dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri dan juga dapat
dilakukan dengan penyerbukan silang.
Buah beruang tiga,
jarang yang beruang 4 hingga 6, diameter buah 3-5 cm dan terpisah 3,4 atau 6
cocci berkatup dua, perikarp berbatok, endokarp kayu, biji besar, bulat bersegi
empat, tertekan pada satu atau dua sisinya, berkilat, berwarna coklat muda,
dengan noda-noda coklat tua, panjang 2-3,5 cm dan lebar 1,5-3 cm, dan tebalnya
1,5-2,5 cm.
Biji karet terdapat dalam setiap buah, jadi jumlah biji
biasanya tiga tetapi kadang – kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran
biji besar dengan kulit yang keras, warnanya cokelat kehitaman dengan bercak –
bercak berpola yang khas. Biji ini sering menjadi mainan bagi anak – anak,
sebernanya biji ini berbahaya karena didalamnya mengandung racun.
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanamn karet tumbuh
baik di datara rendah. Yang ideal adalah pada tinggi 0-200 m dpl. Pada
ketinggian lebih dari 200 m dpl, laju pertumbuhan lilit batang lebih lambat,
sehingga lebih lambat dapat di sadap 3-6 bulan setiap naik 200 m. Tanamn karet
tumbuh didaerah tropis pada zona antara 150 LS dan 150 LU.
Penyebaran
perkebunan karet di Indonesia terbanyak adalah hingga ketinggian 400 m dplPada
ketinggian 400-600 m, masih mungkin mengusahakan tanaman karet, lebih dari 600
m tidak dianjurkan untuk membuat perkebunan karet. Pada ketinggian sekitar 400
m ini dapat dimaklumi, karena didataran rendah sudah digarap menjadi tanah
persawahan sebelum tanaman karet masuk ke Indonesia.
Tanah
Tanaman karet dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah, baik pada tanah-tanah vulkanis muda ataupun vulkanis
tua, aluvial dan bahkan tanah gambut. Tanah-tanah vulkanis umumnya memilki
sifat-sifat fisika yang cukup baik, terutama dari segi struktur, tekstur,
solum. Kedalaman air tanah, aerasi dan drainasinya. Akan tetapi sifat-sifat
kimianya umumnya sudah kurang baik, karena kandungan haranya relatif rendah.
Tanah
yang derajat keasamannya sudah mendekati normal cocok untuk ditanam karet.
Derajat keasaman yang paling cocok adalah 5-6 batas toleransi, ph tanah bagi
tanaman karet adalah 4-8 tanah yang agak masih lebih baik daripada tanah yang
basa, ph dibawah 3 atau diatas 8 menyebabakan pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat.
Tanah-tanah
aluvial umunya cukup subur untuk pertumbuhan tanaman karet tetapi sifat
fisisnya terutama drainasenya dan aerasenya kurang baik. Pembuatan saluran-
saluran drainase akan menolong memperbaiki keadaan tanah ini. Reaksi tanah yang
umum di tanami pada pertanaman karet dengan ph antara 3,0 – 8,0. ph tanah dibawah 3,0 atau diatas 8,0 menyebabkan
tanaman terhambat.
PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH
PADATANAMAN KARET
Penyakit Jamur Akar
Merah
Klasifikasi jamur Akar Merah adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Fungi
Phylum :
Basidiomycota
Class : Basidiomycetes
Subcalss :
Agaricomycetidae
Ordo : Polyporales
Family :
Ganodermataceae
Genus :
Ganodrma
Spesies :
Ganoderma philippii
Penyakit akar merah (Ganoderma
philippii) mempunyai arti yang cukup penting juga dalam budidaya tanaman
karet (Hevea brasiliensis Muell.Agr.), bahkan didaerah-daerah
tertentu, misalnya Jawa Barat penyakit ini mempunyai arti yang lebih penting
dari pada penyakit akar putih (Rigidiporus
lignosusu). Disini penyakit akar merah dapat membentuk rumpang-rumpang yang
luas. Dikebun-kebun karet di Srilanka terdapat jamur akar merah yang lain
yaitu Poria hypobrunnea Petch. Rupa-rupanya Ganoderma pseudoforreum tidak
dikenal di Srilanka juga adanya Ganoderma
pseudoforreum yang menjadi
penyakit akar yang paling penting pada pertanaman teh di Indonesia.
Di Malaysia penyakit akar merah (Ganoderma philippii) merupakan penyakit penting bagi dudidaya tanaman karet maupun teh.
Lebih kurang 20 % dari tanaman karet yang mati karena penyakit akar yang
disebabakan oleh penyakit ini. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang
penting diPerkebunan karet di di Zaire. Penyakit ini juga dikenal di
Thialand, Indocina, India, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur dan
Amerika Selatan. Selain belum ditemukan di Srilanka seperti yang telah di
uarikan diatas penyakit jamur akar merah (Ganoderma
philippii) pada tanaman karet (Hevea
brasiliensis Muell.Agr) juga belum terdapat di Negara Papua
Nugini.
Kerugian hasil yang
ditimbulkan dari penyakit akar merah (Ganoderma philippii) ini sebesar 20%,
sehingga penyakit ini merupakan penyakit yang penting diperkebunan karet.
Penyakit ini dapat membentuk rumpang-rumpang yang luas, biasanya penyakit ini
menyerang pada tanaman karet yang sudah dewasa atua tanaman karet yang sudah
tua. Penyakit ini berkembang sangat lama, sehingga gejala ini baru dapat
terlihat setelah bertahun-tahun kemudian, atau setelah tanaman karet berumur 5
tahun, sehingga salah satu upaya pengendaliannya dengan caras emua tanggul
dan sisa-sisa akar tanaman harus
dibersihkan dengan teliti dan dibakar agar jamur ini tidak meluas kebagiann
tanaman yang lain.
Gejala Serangan
Akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna
merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna merah akan kelihatan jelas
bila akar dicuci. Tepi miselium yang sedang tumbuh biasanya berwarna putih
krem, warna merah yang khas hanya terjadi jika miselium menjadi tua. Pada
tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua dan warna ini
tetap meskipun dealam keadaan kering. Perlukaan dalam dari selaput miselium
berwarna putih kotor.
Cendawan ini
menular melalui kontak antar akar. Benang-benang cendawan agak pendek membentuk jaringan miselia
yang dapat menutupi permukaan akar. Pada tingkat permulaan, benang-benag ini
berwarna putih bila kering dan menjadi tua bila basah. Berbeda dengan cendawan
akar putih, cendawan ini tidak membentuk rhizomorf.
Gejala serangan dari penyakit akar merah (Ganodera philippii) ialah akar yang
sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh
butir-butir tanah, warna itu semakin jelas terlihat bila akar dicuci. Pada
tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua dan warnanya
tetap meskipun dalam keadaan kering, Hal ini sesuai dengan literatur Semangun
(1989), yang menyatakan bahwa penyakit akar merah (Ganodera philippii)
mengakibatka akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang
dilekati oleh butir-butir tanah, warna itu semakin jelas terlihat bila akar
dicuci. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua dan
warnanya tetap meskipun dalam keadaan kering. Perlukaan dalam dari selaput
miselium berwarna kotor.
Pengendalian
1.
Pada waktu melakukan pembukaan
tanah atau peremajaan, semua tunggul dan sisa-sisa akar harus dibersihkan
dengan teliti dan dibakar, terutama kalau ada tanda-tanda bahwa didaerah itu
terdapat banyak serangan jamur akar
merah.
2.
Pohon-pohon yang sakit atau
mati dibongkar dan diusahakan agar sumber infeksi dapat ditemukan untuk
dibinasakan.
3.
Untuk mencegah meluasnya
penyakit dibuat selokan isolasi atau pembukaan leher akar, seperti yang sudah
diuraikan dalam pengendaliaan akar putih.
4.
Untuk mengobati pohon sakit
yang masih dapat ditolong dan untuk melindungi pohon-pohon disekitarnya dapat
dipakai Ganocide (drazoxolon), atau calixin CP (collar protectant), (tridemorf) untuk melumas leher akar dan
pangkal akar tunggang dan akar samping.
5.
Karena penyakit dibantu oleh
tanah yang basah dan sukar meneruskan air, maka dikebun-kebun yang basah perlu
diadakan drainase yang sebaik-baiknya.
Teknik pengendalian yang
digunakan untuk mengendalikan penyakit akar merah adalah pada waktu melakukan
pembukaan tanah, maka sisa–sisa akar tanaman harus dibersihkan dengan teliti
dan dibakar, pohon yang sakit dan mati dibongkar, dibuat selokan isolasi atau
pembukaan leher akar, kebun yang basah perlu diadakan drainase, dan pemberian
fungisida, hal ini sesuai dengan literatur Semangun (1989), yang menyatakan
bahwa penyakit akar merah dapat dikendalikan dengan melakukan pembukaan tanah
dan sisa-sisa akar tanaman harus dibersihkan dan dibakar, pohon yang sakit dan
mati dibongkar, dibuat selokan isolasi, kebun yang basah perlu diadakan
drainase dan pemberian fungisida.
Kesimpulan
1.
Penyakit Akar Merah pada
tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Agr.) disebabkan oleh jamur Ganoderma philippii.
2.
Gejala serangan dari Penyakit
Akar Merah (Ganoderma philippii) pada
tanaman karet adalah akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna
merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna yang khas hanya terjadi bila
miselium menjadi tua.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
dari Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippii) adalah dengan
menghindari hutan yang kotor dengan cara membersihkan tunggul dan akar-akar
pada waktu pembukaan hutan atau pembongkaran kebun karet tua.
4.
Pengendalian Jamur Akat Merah (Ganoderma philippii) pada tanaman karet
(Hevea brasiliensisi Muell.Agr.)
yaitu mencegah meluasnya penyakit dibuat selokan isolasi atau pembukaan leher
akar.
5.
Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippii) menular melalui
kontak antara akar yang sakit dengan akar yang sehat, jamur akar merah dapat
membentuk rhizomorf, tetapi tidak dapat menjalar di tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar