Rabu, 30 Januari 2013

Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)


PENDAHULUAN
Latar Belakang
         Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan. Plinius Tua telah menuliskannya sejak awal penanggalan modern. Linnaeus mendeskripsikannya pertama kali dalam edisi pertama Species Plantarum. Ia memasukkan seledri dalam suku Umbelliferae, yang sekarang dinamakan Apiaceae.
         Seledri (Apium graveolens L.) berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai sayuran sejak tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942.
         Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dapat diartikan sebagai cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang dilakukan dlam pemberian pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal.
         Tumbuhan herbal bernama seledri ini berasal dari daerah subtrotip Eropa dan Asia. Nama ilmiahnya adalah Celery Apium gravoelens, Linn. Tumbuhan di dataran tinggi pada ketinggian di atas 900 m dari permukaan laut. Seledri mengandung vitamin A dan C, mineral, kalsium, fosfor, kalium, dan natrium. Daunnya mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida. Setiap 100 g seledri mengandung 20 kalori.
         Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktivitas tanaman. Ketersediaan pupuk secara tepat dosis dan tepat waktu sering menjadi masalah bagi pekebun kelapa sawit. Dalam hal ini pemakaian pupuk majemuk merupakan salah satu alternatif untuk menjamin penyediaan seluruh hara secara tepat waktu dan seimbang di dalam tanah.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
         Menurut Tim Penulis (2007) mengklasifikasikan tanaman seledri (Apium graveolens L) sebagai berikut :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas         : Dicotyledoneae
Ordo          : Apiales
Famili        : Apiaceae
Genus        : Apium
Species      : Apium graveolens L
         Akar seledri berupa akar tunggang dengan warna putih kotor. Pada akar, terdapat rambut – rambut akar yang merupakan perluasan dari sel – sel epidermis akar. Akar sebagai tempat masuknya mineral dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan.
         Seledri merupakan tanaman semak dengan tinggi sekitar 15 cm. Batangnya pendek tidak berkayu, bersegi, beralur, beruas, bercabang tegak dan berwarna hijau pucat.
         Daunnya menjari tidak teratur serta berlekuk-lekuk dan majemuk menyirip ganjil dengan anak daun terdiri dari 3-7 helai serta mempunyai tangkai daun yang panjang. Pangkal dan ujung daun runcing, tepi daun beringgit dan panjang daun 2-7,5 cm dengan lebar 2-5 cm.
         Bunga berupa bunga majemuk berbentuk payung dan berwarna hijau. Panjang tangkainya sekitar 2 cm. Mahkota berwarna putih atau ungu tergantung pada varietasnya. Sebagian bunga cabai menyerbuk sendiri, tetapi mudah juga dilakukan persilangan.
         Buahnya berbentuk kotak atau kerucut dengan warna hijau kekuningan. Ukuran buah beragam, memiliki rongga dengan jumlah berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Di dalam buah terdapat plasenta tempat biji melekat.
         Biji seledri terletak di dalam buah, melekat sepanjang plasenta. Warnanya putih atau kuning jerami dan memiliki lapisan kulit keras di bagian luarnya. Biji inilah yang digunakan sebagai benih untuk menghasilkan tanaman baru.
Syarat Tumbuh
Tanah
         Pertumbuhan tanaman cabai akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai draenasi yang baik, tanah gembur, subur, dan permeabilitas sedang. Tanah yang baik bagi pertumbuhan harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah dan hara tambahan.
         Persyaratan tanah yang ideal untuk tanaman seledri adalah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara (aerasi), dan tata air (drainase) tanah baik, serta reaksi tanah (pH) antara 5,5-6,5 atau optimum pada pH 6,0-6,8.
         Tanaman seledri sangat menyukai tanah-tanah yang menyukai garam natrium, kalsium, dan boron. Jika tanah kekurangan natrium maka pertumbuhan tanaman seledri akan merana (kerdil). Demikian juga jika tanah kekurangan unsur kalsium menyebabkan kuncup-kuncup daun seledri menjadi kering-kering, sedangkan kekurangan unsur boron mengakibatkan tangkai0tangkai daun seledri akan retakretak atau belah-belah.

Iklim
         Seledri termasuk salah satu jenis sayuran daerah subtropis yang beriklim dingin. Perkecambahan benih seledri menghendaki keadaan temperatur minimum 90C dan maksimum 200 C. Sementara untuk pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang tinggi menghendaki temperatur sekitar 150-180 C serta maksimum 240C.
         Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 1000-1200 m dpl, udara sejuk dengna kelembaban antara 80 %-90 % serta cukup mendapat sinar matahari. Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi. Oleh karena itu, penanaman seledri sebaiknya pada akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan curah hujannya berkisar antara 60-100 mm per bulan.
         Seledri membutuhkan iklim kering dengan lama penyinaran 12 jam per hari, terutama pada masa pembungaan dan pembuahan. Untuk itu, sebaiknya seledri ditanam pada awal musim kemarau. Namun, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, karna harga jualnya melonjak, seledri dapat ditanam  pada musim hujan.

Penggunaan Pupuk Organik
Pupuk Organik
         Pupuk alam atau pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yakni berasal dari sisa-sisa pelapukan bahan organis baik yang berasal dari tanaman ataupun hewan. Beberapa jenis dari pupuk organik adalah : (1) Pupuk kandang, (2) Pupuk hijau, (3) Kompos, (4) Guano, (5) Night soil (tinja manusia).
         Berbeda halnya dengan pupuk buatan, pupuk organik mempunyai kadar hara yang rendah dan lambat tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, peranan utama dari pupuk organik bukanlah untuk menambah unsur hara tetapi untuk memperbaiki sifat fisika tanah dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah.
         Selama ini pupuk organik yang lebih banyak dimanfaatkan pada usahatani yaitu pupuk organik padat (pupuk kandang), sedangkan limbah cair (urine) masih belum banyak dimanfaatkan. Sebenarnya urine sapi sangat baik digunakan sebagai pupuk kandang. Salah satu alternatif pemecahan yang mungkin dilakukan yaitu dengan penggunaan pupuk organik cair yang berasal dari urine ternak.

Kandungan Pupuk Organik
         Kandungan bahan organik pada lahan yang diusahakan secara intensif umumnya rendah, sehingga pemberian pupuk organik memegang peranan penting untuk meningkatkan produktivitas lahan. Pengaruh positif pemberian pupuk kandang dan pupuk hijau dalam takaran tinggi (5-20 ton/ha).
         Pemberian pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha atau lebih adalah suatu hal yang tidak mudah dilakukan petani karena terkait dengan ketersediaan, harga, maupun pengangkutannya. Pemberian 5 ton ha-1 jerami padi dilaporkan dapat memasok 30 kg N, 5 kg P, 2,5 kg S, 75 kg K dan 100 kg Si disamping 2 ton karbon yang merupakan sumber energi untuk kegiatan jasad renik dalam tanah.

Manfaat Penggunaan Pupuk Organik
1.  Pupuk organik merupakan pupuk yang mengandung bahan organik yang berkadar bahan humik lebih besar dari 1%.
2.   dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah pertanian dan perkebunan melalui paket teknologi, efisiensi produksi dan aplikasi.
4.   untuk menginisiasi germinasi bibit dan perakaran.
5.   meningkatkan pembelahan dan pemanjangan sel.
6.   meningkatkan total biomassa tanaman dan jumlah klorofil daun.
7.   meningkatkan permeabilitas membrane sehingga mempermudah pengangkutan nutrien melalui membran serta.
8.   untuk mengubah bentuk nutrien tidak larut menjadi bentuk terlarut.

Kendala Penggunaan Pupuk Organik
         Kendala dalam pemberian pupuk organik padat (pupuk kandang) yaitu dibeberapa lokasi jumlah ternak masih relativ kurang dibandingkan dengan luas lahan serta aplikasinya mahal karena membutuhkan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan pupuk anorganik.
         Pupuk organik merupakan pupuk yang kaya akan unsure hra tetapi sangat jarang digunakan para petani karena perlu adanya proses pembuatan yang memakan waktu dan tenaga kerja. Kebanyakan para petani memilih menggunakan pupuk anorganik yang serba instant.
 KESIMPULAN
1.  Seledri (Apium graveolens L.)  merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena selain dijadikan bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, serta sebagai sumber vitamin C.
2.      Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
3.      Pupuk Organik mengandung unsur hara makro yaitu N, P, K, Ca, Mg,  dan S serta unsur hara mikro Fe, B, Al, Co, Cr, Cu, Mn, Na, Zn, Pb, dan Mo. Aplikasinya pada tanaman selain dapat dilakukan secara tunggal baik melalui tanah atau dengan cara disemprotkan.
4.      Dengan kandungan unsur hara yang dimilikinya menjadikan pupuk organik dapat dijadikan pilihan utama dalam upaya mengurangi ketergantungan tanaman terhadap pupuk anorganik.
5.      Aplikasi pada tanaman tidak saja memacu pertumbuhan dan perkembangan akar, batang dan daun, tetapi juga merangsang pembentukan anakan, cabang, bunga dan buah sehingga akan meningkatkan produktivitas tanaman.


DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B., 2003. Seledri. Aneka Ilmu, Semarang.

Goenadi, D.H., 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan Berbasis Hayati: dari Cawan Petri ke Lahan Petani. Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta.

Hanafiah, K. A. 2007. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Grafindo Persada, Jakarta.

http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/download/jukniskta.pdf. Pupuk Organik. Diakses pada 16 Oktober 2010.

http://books.google.co.id/. Pemupukan. Diakses pada 16 Oktober 2010.

Http://tanindo.org/pupukorganik/. Pupuk Oganik. Diakses 16 Oktober 2010.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17749/5/20I.pdf. Budidaya Tanaman Hortikultura. Diakses pada 16 Oktober 2010.

Rukmana, R., 1995. Budidaya Seledri. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Tim Penulis, 2007. Budidaya Tanaman Seledri. Agromedia, Jakarta.

van Steenis, C. G. G. J., den Hoed, D., Bloembergen, S., dan Eyma, P. J., 1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita, Jakarta.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar